I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bahasa merupakan
suatu system komunikasi yang terintegrasi, mencakup bahasa ujaran, membaca dan
menulis. [1]
Sesuai dengan
fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakn oleh seseorang dalam
pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Bahasa merupakan alat bergaul.
Oleh karena itu, penggunaan bahasa menjadi efektif sejak sorang indifidu
memerlukan komunikasi dengan orang lain. Sejak mulai byi mulai berkomunikasi
dengan orang lain, sejak itu pula bahasa di perlukan. Sejalan dengan
perkembangan sosil, maka perkembangan bahasa seseorang dimulai dengan meraba
tanpa arti dan diikuti dengan bahasa satu suku kata, dua suku kata, menyusun
kalimat sederhana, dan seterusnya memerlukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa
yang ompleks sesuai dengan tingkat prilaku sosial.[2]
Perkembangan
bahasa terkait dengan perkembangan koknitif, yang berarti factor intelek atau
kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan pengaruh bahasa. Perkembangan
bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil
belajar pada lingkungan. Jadi, perkembangan bahasa yaitu meningkat ya kemampuan
penguasaan alat berkomunikasi dengan cara lisan, tulisan, maupun menggunakan
tanda-tanda yang isyarat.[3]
1.2 Rumusan
Masalah
Dari uraian diatas terdapat beberapa masalah yaitu:
1. Bagaimanakah
karakteristik perkembangan bahasa remaja?
2. Apa sajakah
factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa?
3. Bagaimanakag
pengaruh kemampuan berbahasa terhadap kemampuan berpikir?
4. Bagaimanakah
upaya pengembangan kemampuan bahasa remaja dan implikasinya
dalam penyelenggaraan pendidikan?
II.
PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik
perkembngan sosial remaja
Remaja adalah
tingkat perkembngan anak mencapai jenjang menjelang dewasa. Pada jenjang ini
kebutuhan remaja telah cucup kompleks, cakrawala dan interaksi social dan
pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap
lingkungannya, remaja telah milai memperhatikan dan mengenal berbagai norma
pergaulan, yang berbeda dengan norma pergaulan sebelumnya. Didalam keluarganya.
Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul dengan berbagai
kelompok umur. Dengan demikian remaja mulai memahami norma pergaulan dengan
kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa dan kelompok orang tua.
Pergaulan bengan remaja lawan jenis dirasakan yang paling penting tetapi cukup
sulit, karena disamping hrus memperhatikan norma pergaulan sesame remaja, juga
terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup.[4]
Sejalan dengan
perkembangan psikis remaja yang berada pada fase pencarian jati diri, ada
tahapan kemampuan berbahasa pada remaja yang berbeda dari tahap-tahap sebelum
dan sesudahnya yang kadang-kadang menyimpang dari norma umum seperti munculnya
istilah-istilah khusus di kalangan remaja. Karakteristik khas remaja sering
kali mendorong membangun dan memiliki bahasa yang relative berbeda dan bahkan
khas untuk kalangan remaja sendiri, sampai-sampai tidak jarang orang di luar
kalangan remaja kesulitan memahaminya.[5]
2.2
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa
Bahasa terkait
erat hubungannya dengan kondisi pergaulan.oleh sebab itu, perkembangannya
dipengaruhi oleh beberapa factor. Factor-faktor itu adalah:
- umur anak
manusia bertambah
umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambah pengalaman dan
meningkatkan kebutuhannya. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan
pertambahan pengalaman dan kebutuhan.
- kondisi lingkingan
lingkungan
tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil yang cukup besar dalam
brbahasa. Erkembangan bahasa di lingkungan perkotaan akan berbeda dengan di
lingkungan pedesaan.
- kecerdasan anak
untuk meniru
lingkungan tentang bunyi atau suara, gerak dan mengenal tanda-tanda, memerlukan
kemampuan motorik yang baik.
- status social ekonomi keluarga
keluarga yang
bersetatus social ekonomi yang baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik
bagi perkembangan bahasa anak-anak dan anggota keluarganya. Rangsangan untuk
dapat di tiru anak-anak dari anggota keluarga yang bersetatus social tinggi
berbeda dengan keluarga yang bersetatus social rendah.
- kondisi fisik
kondisi fisik
disini di maksudkan kondisi kesehatan anak. Seseorang yang cacat dan terganggu
kemampuannya utuk berkomunikasi seperti bisu, tuli, gagap, atau orang suara
tidak sempurna akan mengganggu perkembangan komunikasi dan tentu saja akan mengganggu
perkembangannya dalam berbahasa.[6]
2.3 pengaruh
kemampuan berbahasa terhadap kemampuan berfikir
Kemampuan
berbahasa dan kemampuan berfikir saling beroengaruh antara yang satu dengan
yang lain. Bahwa kemampuan berfikir berpengaruh terhadap kemmpuan berbahasa dan
sebaliknya, kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berfikir.
Seseorang yang rendah kemampuan berfikirnya akan mengalami kesulitan dalam menyusun
kalimat yang baik, logis dan sistematis. Hal ini akan berakibat sulitnya
berkominikasi.[7]
Bersosialisasi
berarti melakukan konteks dengan yang lain. Seseorang menyampaikan ide dan
gagasannya dengan berbahasa dengan menangkap ide dan gagasan orang lain melalui
bahasa. Menyampaikan dan mengambil makna ide dan gagasan itu merupakan proses
berfikir yang abtrak. Ketidaktepatan menangkap arti bahasa akan berakibat
ketidak tepatan dan kekaburan persepsi yang diperolehnya.[8]
2.4 upaya
pengembangan kemampuan bahasa remaja dan implikasinya dalam
penyelenggaraan pendidikan.
Kelas atau
kelompok belajar terdiri dari siswa-siswa yang bervariasi bahasanya, baik
kemampuannya maupun polanya. Menghadapi hal ini guru harus mengembangkan
setrategi belajar mengajar bidang bahasa dengan memfokuskan pada potensi dan
kemampuan anak.
Pertama, anak
perlu anak perlu melakukan pengulangan pelajaran yang telah di berikan dengan
kata dan bahasa yang di susun oleh murid-murid sendiri. Dengan cara ini
senantiasa guru dapat melakukan identifikasi dengan pola dan tingkat kemampun
bahasa murid-muridnya.
Kedua, berdasar
hasil identifikasi itu guru melakukan pengembangan bahasa murid dengan
menambahkan perbendaharaan bahasa lingkungan yang telah di pilih secara tepat dan
benar oleh guru. Cerita murit tentang pelajarang yang telah di perkaya itu di
perluas untuk langkah-langkah selanjutnya, sehingga para murid mampu menyusun
cerita lebih komperhensif tentang isi bcaan yang telah dipelajari dengan
menggunkan pola bahasa mereka sendiri.
Pengembangan
bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara mandiri, baik lisan maupun
tulisan, dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih mengembangkn kemampuan
bahasa anak dan membebtuk pula bahasa masing-masing. Dalam penggunaan model ini
guru harus banyak memberikan rangsangan dari koreksi dalam bentuk diskusi atau
komunikasi bebas.[9]
III.
KESIMPULAN
Dari uraian
diatas dapat diambil beberpa kesimpulan diantaranya yaitu:
1.
bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan
bermasyarakat.
2.
perkembangan bahasa di pengaruhi oleh banyak factor,
antara lain usia anak, kondisi keluarga, tingkat kecerdasan, setatus social
ekonomi keluarga, dan kondisi fisik anak terutama dari kesehatannya.
3.
bentuk-bentuk belajar mengajr seperti diskusi,
penemuan, latihan pemecahan masalah dan belajar kelompok merupakan upaya untuk
mengembangkan bahasa.
[1] Mulyono
Abdurrahman.pendidikan bagi anak berkesulitan belajar,Jakarta:PT Rineka cipta.2003.hlm.182.
[2]
H.sunarto.b.agung hartono.perkembangan peserta didik,Jakarta:PT Rineka cipta.2002.hlm.136.
[3]
Ibid.hlm.137.
[4]
Ibid.hlm.128.
[5] Muhammad
ali.Muhammad ansori.psikologi remaja,Jakarta:pt
bumi aksara.2009.hlm.127.
[6]
H.sunarto.b.agung hartono.op.cit,hlm.139-140.
[7]
Ibid.hlm.140.
[8]
Ibid.hlm.141.
[9] Ibid,hlm.142.
Komentar
Posting Komentar
Mohon tidak ada Spam