BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Adsorpsi dan difusi merupakan
contoh dari gejala fisika selain imbibisi. Adsorpsi merupakan akumulasi suatu substansi pada permukaan
substansi yang lain. Contoh pada tumbuhan adalah ada proses penyerapan unsure
hara anorganik dari dalam tanah atau media pertumbuhan, penahanan air cairan
xylem dan proses hidrasi molekul-lolekul air pada partikel-partikel tanah yang
kering.
Difusi adalah gerak molekul suatu
senyawa dari suatu tempat atau volume ketempat atau volume lain karena ada
benturan antar molekul secara random. Difusi berlangsung selama terdapat
perbedaan konsentrasi dari dua tempt atau volume dan terhenti bila konsentrasi
dikedua tempat atau volume tersebut sama. Pada saat proses difusi terhenti,
molekul-molekul didalam tempat tersebut disebut dalam keadaan kesetimbangan
dinamis.
Untuk mengetahui scara jelas
bagaimana proses adsorpsi dan difusi terjadi dan mengetahui apa saja
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi adsorpsi dan difusi maka dilakukan
percobaan tentang adsorpsi dan difusi ini.
1.2 Tujuan
praktikum
Tujuan praktikum ini yaitu untuk
mengamati gejala fisika (adsorpsi dan difusi) yang penting pada tumbuhan.
BAB II
BAHAN DAN METODE
2.1 Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu methylen blue, kertas saring, pasir kasar, pasir halus,
sukrosa 0,5%, NACL 0,5% .
Alat yang digunakan yaitu timbangan digital, label (kertas
penanda), beker glass, gelas ukur, stop watch.
2.2 Cara Kerja
2.2.1 Adsorpsi
1.
Menyiapkan 2 tabung reaksi , kemudian menimbang
pasir kasar dan pasir halus
seberat 10 gram, lalu memasukkannya ke masing-masing tabung,
serta
memberinya tanda.
2. Menambahkan
15 ml methylen blue kedalam setiap tabung, kemudian
mengocoknya
hingga rata selama 10 menit.
3. Membiarkan
beberapa saat sampai partikel-partikel pasir mengendap.
4. Membandingkan
antara intesitas warna air di atas pasir kasar dan pasir halus.
5. Mencatat
data kedalam tabel.
2.2.2 Difusi
2.2.2.1 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Kecepatan Difusi
1. Menyiapkan
methylen blue dengan konsentrasi 0,1 dan 0,01 %, dan meletakkannya pada
petridish yang berlainan.
2. Menyiapkan
2 lempeng kertas saring/buram yang sama
ukurannya dan memberiberinya tanda di salah satu ujungnya.
3. Menyelupkan
masing-masing kertas saring ke dalam
methylen blue sedalam tanda pada kertas saring / buram pada waktu yang
bersamaan.
4. Mengukur
jarak peresapan kedua macam larutan di
kertas saring.
5. Mencatat
data kedalam tabel.
2.2.2.2
Pengaruh Jenis Molekul Terhadapap Kecepatan Difusi
1. Menyiapkan
lempeng kertas saring seperti percobaan sebelumnya.
2. Masing-masing
dicelupkan ke dalam larutan yang berbeda molekulnya (yang pertama sukrosa 0,5
%, yang kedua NACL 0,5 %) selama 10 menit.
3. Mengukur
jarak peresapan kedua larutan pada kertas saring.
4. Mencatat
hasil data ke dalam tabel.
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
3.1.1 Hubungan Luas Permukaan Terhadap Adsorpsi Partikel
Jenis pasir
|
Intensitas warna
|
Endapan
|
Kasar
|
keruh
|
Lebih banyak
|
Halus
|
Agak jernih
|
sedikit
|
3.1.2 Hubungan Perbedaan Konsentrasi Terhadap Kecepatan Difusi
Konsentrasi tinta (%)
|
Kecepatan difusi(ml/s)
|
0,1 %
|
0,0073 ml/s
|
0,01 %
|
0,0079 ml/s
|
3.1.3 Hubungan Jenis Molekul Terhadap Kecepatan Difusi
Jenis molekul
|
Kecepatan difusi (ml/s)
|
Sukrosa 0,5 M
|
0,0158 ml/s
|
NACL 0,5 M
|
0,0175 ml/s
|
3.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel hubungan luas
permukaan terhadap adsorpsi partekel sudah jelas bahwa intensites warna pada
pasir kasar lebih keruh bila dibandingkan dengan intensitas warna pada pasir
halus. Selain intensitas warna yang berbeda, endapan yang terjadi pada pasir
halus dan pasir kasar berbeda pula, endapan pada pasir kasar lebih banyak
dibandingkan endapan yang terdapat pada pasir halus. Hal ini jelas bahwa luas
permukaan adsorben, ukuran partikel, dan distribusi ukuran pori.
Kecepatan pengendapan antara
kedua jenis pasir kasar dan halus berbeda, hal ini disebabkan karena ukuran
partikel antara pasir halus dan pasir kasar berbeda. Ukuran pertikel
mempengaruhi keceptan adsorpsinya.
Hubungan antara luas permukaan
dengan intensitas warna larutan diatas permukaan pasir yaitu jika semakin luas
ukurn adsorben, semakin banyak asorbat yang diserap dan intensitas warnanya pun
semakin keruh, sehingga proses adsorpsi dapat semakin efektif. Semakin kecil
ukuran diameter partikel maka semakin luas permukaan adsorben.
Adsorpsi
adalah suatu proses penyerapan suatu fasa tertentu (gas, cair) pada permukaan
adsorben yang berupa padatan (rangminang.web.id/2010 )
Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi adsorpsi yaitu :
1. luas
permukaan adsorben, semakin luas ukurn adsorben, semakin banyak asorbat yang
diserap, sehingga proses adsorpsi dapat semakin efektif. Semakin kecil ukuran
diameter partikel maka semakin luas permukaan adsorben.
2. Ukuran
partikel, semakin kcil ukuran partikel yang digunakan maka semakin besar
kecpatan adsorbsinya.
3. Waktu
kontak, semakin lama waktu kontak dapat memungkinkan proses difusi dan
penempelan molekul adsorbat berlangsung lebih baik. Konsentrasi zat-zat organic
akan turun apabila kontaknya cukup dan waktu kontak biasanya sekitar 10-15
menit.
4. Distribusi
ukuran pori, distribusi pori akan mempengaruhi distribusi ukuran molekul
adsorbat yang masuk kedalam partikel adsorben. Kebanyakan zat pengasorpsi atau
adsorben merupakan bahan yang sangat berpori dan adsorpsi berlangsung terutama
pada dinding-dinding pori atau letak-letak tertentu didalam partikel terse ( bahanajar/kuliah_web/2007
).
Pada tabel hubungan antara
perbedaan konsentrsi terhadap kecepatan difusi dapat dilihat bahwa metylen blue
dengan konsentrasi 0,1 % mempunyai kecepatan difusi 0,0073 ml/s, sedangkan
metylen blue dengan konsentrasi 0,01 % mempunyai kecepatan difusi 0,0075 ml/s.
Hal ini dapat terjadi karena perbedaan konsentrasi pada metylen blue.
Kecepatan difusi pada metylen
blue yang berbeda konsentrasi tidak sama. Hal ini disebabkan karena perbedaan
konsentrasi mempengaruhi laju difusi. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin
lambat difusinya, sebaliknya semakin rendah konsentrasi maka semakin cepat laju
diusi tersebut.
Hubungan antara konsentrasi
molekul dengan jarak yang ditempuh oleh molekul-molekul air pada pereapan
dikertas saring yaitu semakin
besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
Pada tabel difusi pengaruh jenis molekul terhadap kecepatan
difusi terlihat bahwa molekul sukrosa 0,5 M mempunyai kecepatan difusi 0,0158
ml/s, dan molekul NaCl mempunyai kecepatan difusi 0,0175 ml/s. perbedaan ini terjadi
karena adanya perbedaan jenis molekul.
Kecepatan difusi antara kedua jenis molekul sukroa dan NaCl
berbeda, antara kedua molekul tersebut NaCl mempunyai kecepatan difusi lebih
tinggi dibandingkan dengan sukrosa. Hal ini terjadi karena perbedaan molekul dengan
kontanta ionisasi yang berbeda dapat mempengaruhi kecepatan difusi.
Hubungan antara sifat kimia molekul dengan jarak yang
ditempuh oleh molekul-molekul air pada proses peresapan air melalui kertas
saring yaitu bahwa sukrosa merupakan molekul yang tidak terionosasi (non polar)
dan memiliki nilai konstanta ionisasi (i) = 1,0 sedangkan NaCl merupakan
senyawa yang dapat terionisasi dan memiliki nilai konstanta ionisasi (i) = 1,8.
Konstanta ionisasi NaCl lebih besar dari pada sukrosa, hal ini yang menyebabkan
terjadinya perbedaan kecepatan difusi antara kedua molekul tersebut. Dan
hubungannya yaitu semakin besar nilai konstanta ionisasinya maka semakin besar
pula kecepatan difusinya.
Difusi terjadi karena perbedaan konsentrasi. Adanya
perbedaan konsentrasi tersebut akan menimbulkan tekanan pada molekul-molekul,
sehingga terjadi penyebaran. Tekann yang ditimbulkan disebut tekanan difusi (
Moh. Amin, 2003).
Larutan yang pekat (berkonsentrasi tinggi) mempunyai tekanan
difusi yang besar, sebaliknya larutan yang encer (berkonsentrasi rendah)
mempunyai tekanan difusi kecil. Daerah yang memiliki tekanan difusi kecil
disebut daerah deficit tekanan difusi (DTD) pada akhir difusi, larutan bercampur
menjadi larutan yang homegen (saktiyono, 1999).
Suatu senyawa berdifusi dari tempat yang berkonsentrasi
tinggi ketempat yang berkonsentrasi lebih rendah. Potensial kimia dan potensial
air menjelaskan lbih baik mengenai kecendrungan untuk berdifusi dari pada
konsentrasi. Peningkatan temperature meningkatkan kecepatan rata-rata setiap
molekul dari berbagai ukuran sehingga meningkatkan kecepatan difusi. Peningkatan
temperature memutuskan ikatan hydrogen dalam air, sehingga zat terlarut dapat
berdifusi lebih cepat, viskositas air menurun sedangkan permeabilitas air
terhadap zat terlarut meningkat. Karena partikel-partikel yang kurng padat mempunyai
rata-rata viskositas yang lebih tinggi pada temperature yang sama, maka mereka
akan berdifusi lebih cepat dari pada partikel yang lebih besar dengan syarat
seluruh faktor-faktor lainnya sama ( Rochmah agustriana, dkk, 2006 ).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi difusi yaitu :
1. Ukuran partikel, semakin
kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehinggak
kecepatan difusi semakin tinggi.
2. Ketebalan membrane, semakin
tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
3. Luas suatu area, semakin
besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
4. Jarak, semakin besar jarak
antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
5. Suhu, semakin tinggi suhu,
partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin
cepat pula kecepatan difusinya (question/index?qid=2011).
BAB IV
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat diambil
beberapa kesimpulan yaitu :
1. Adsorpsi
merupakan akumulasi suatu substansi pada
permukaan substansi yang lain.
2. Difusi
adalah gerak molekul suatu senyawa dari suatu tempat atau volume ketempat atau
volume lain karena ada benturan antar molekul secara random.
3. Kecepatan
pengendapan antara kedua jenis pasir kasar dan halus berbeda karena ukuran
pertikel mempengaruhi keceptan adsorpsinya.
4. Kecepatan
difusi pada metylen blue yang berbeda konsentrasi tidak sama karena perbedaan
konsentrasi mempengaruhi kcepatan difusi.
5. Kecepatan difusi antara kedua
jenis molekul sukroa dan NaCl berbeda karena kedua molekul tersebut mempunyai
konstanta ionisasi yang berdeda.
DAFTAR PUSTAKA
Agustriana, rochmah. Dkk. 2006. Buku
Ajar FisiologiTtumbuhan 1. Bandar lampung : penerbit
universitas lampung.
Amien, moh. 2003. Biologi 2
untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 2. Jakarta : balai pustaka.
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110227185008AATIIPS
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Winiati%20(044482)new/adsorpsi%20
koloid.html
http://rangminang.web.id/2010/06/adsorpsi/
Saktiyono. 1999. Biologi SMU Jilid
2. Jakarta : Erlangga.
Tim dosen. 2011. Penuntun Praktikum
Fisiologi Tumbuhan. Bandar lampung.
Komentar
Posting Komentar
Mohon tidak ada Spam