Kolom
winogradsky adalah salah satu cara sederhana untuk mempelajari cros section
suatu lingkungan
alami di laboratorium. Kolom ini ditemukan oleh ahli mikrobiologi Rusia bernama Sergei Winogradsky (1856-1953) dan Martinus W. Beijerinck (1851-1931) yang digunakan sebagai model untuk mempelajari interaksi populasi bakteri pada berbagai komunitas perairan dan sedimen perairan dan sedimen. Menurut Jim Deacon (2005), Kolom winogradsky menggambarkan bagaimana mikroorganisme yang berbeda membentuk hubungan interdependen, dimana aktivitas suatu organisme mampu mempengaruhi organisme lain untuk tumbuh atau sebaliknya. Kolom winogradsky terdiri atas lumpur dan sedimen yang dimasukkan kedalam gelas silinder atau plastik tansparan. Penyusunan dalam bentuk "kolom" memungkinkan terbentuknya kondisi aerob di permukaan kolom dan kondisi mikroaerofil atau anoxic di bagian bawah (Sitaresmi, 2005). Bagian permukaan kolom terpapar dengan oksigen semakin ke bagian bawah kolom semakin kekurangan oksigen sampai ke bagian dasar merupakan zona anaerob. Bagian permukaan dan tepi kolom terpapar dengan cahaya sehingga dapat menggambarkan spektrum pertumbuhan organisme dari yang memutuhkan oksigen dan cahaya sampai organisme yang membutuhkan cahaya tetapi tidak membutuhkan oksigen.
alami di laboratorium. Kolom ini ditemukan oleh ahli mikrobiologi Rusia bernama Sergei Winogradsky (1856-1953) dan Martinus W. Beijerinck (1851-1931) yang digunakan sebagai model untuk mempelajari interaksi populasi bakteri pada berbagai komunitas perairan dan sedimen perairan dan sedimen. Menurut Jim Deacon (2005), Kolom winogradsky menggambarkan bagaimana mikroorganisme yang berbeda membentuk hubungan interdependen, dimana aktivitas suatu organisme mampu mempengaruhi organisme lain untuk tumbuh atau sebaliknya. Kolom winogradsky terdiri atas lumpur dan sedimen yang dimasukkan kedalam gelas silinder atau plastik tansparan. Penyusunan dalam bentuk "kolom" memungkinkan terbentuknya kondisi aerob di permukaan kolom dan kondisi mikroaerofil atau anoxic di bagian bawah (Sitaresmi, 2005). Bagian permukaan kolom terpapar dengan oksigen semakin ke bagian bawah kolom semakin kekurangan oksigen sampai ke bagian dasar merupakan zona anaerob. Bagian permukaan dan tepi kolom terpapar dengan cahaya sehingga dapat menggambarkan spektrum pertumbuhan organisme dari yang memutuhkan oksigen dan cahaya sampai organisme yang membutuhkan cahaya tetapi tidak membutuhkan oksigen.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kolom winogradsky adalah sebuah model
ekosistem yang dapat digunakan untuk mempelajari keanekaragaman bakteri tanah.
Bakteri pereduksi sulfat, bakteri fotosintetik dan bakteri kemolitotrof dapat
ditemukan dalam kolom winogradsky. Penamaan model ini berasal dari nama
mikrobiologis Rusia, Sergei Winogradsky yang menggunakan metode ini untuk
mempelajari bakteri-bakteri tanah. Berdasarkan penelitiannya, dia berhasil
mengembangkan konsep kemoautotrofi, dimana dijelaskan bakteri menggunakan Co2
untuk keperluan karbonnya dan menghasilkan energi bagi pertumbuhan selnya
dengan mengoksidasi ion-ion anorganik.
Untuk
mengoksidasikan kolom Winogradsky, bermacam-macam garam mineral, sumber sulfat
dan lumpur dicampurkan, ditambah substrat fermentasi seperti selulosa. Campuran
itu dipindahkan ke dalam tabung gelas transparan sebanyak setengah kapasitas
volume gelas. Kemudian diisi dengan air lumpur dan disinari dengan lampu selama
beberapa minggu. Selama penyimpanan terjadi perubahan yang dramatis berupa
pembentukan lapisan-lapisan berwarna dalam kolom yang menandakan variasi
mikroba tumbuh.
B.Tujuan
Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis bakteri yang hidup di setiap
lapisan kolom baik permukaan kolom, di tengah dan di dasar kolom.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ekosistem Buatan Kolom Winogradsky
Kolom
winogradsky adalah salah satu cara sederhana untuk mempelajari cros section
suatu lingkungan alami di laboratorium. Kolom ini ditemukan oleh ahli
mikrobiologi Rusia bernama Sergei Winogradsky (1856-1953) dan Martinus W.
Beijerinck (1851-1931) yang digunakan sebagai model untuk mempelajari interaksi
populasi bakteri pada berbagai komunitas perairan dan sedimen perairan dan
sedimen. Menurut Jim Deacon (2005), Kolom winogradsky menggambarkan bagaimana
mikroorganisme yang berbeda membentuk hubungan interdependen, dimana aktivitas
suatu organisme mampu mempengaruhi organisme lain untuk tumbuh atau sebaliknya.
Kolom winogradsky terdiri atas lumpur dan sedimen yang dimasukkan kedalam gelas
silinder atau plastik tansparan. Penyusunan dalam bentuk "kolom"
memungkinkan terbentuknya kondisi aerob di permukaan kolom dan kondisi
mikroaerofil atau anoxic di bagian bawah (Sitaresmi, 2005). Bagian permukaan
kolom terpapar dengan oksigen semakin ke bagian bawah kolom semakin kekurangan
oksigen sampai ke bagian dasar merupakan zona anaerob. Bagian permukaan dan
tepi kolom terpapar dengan cahaya sehingga dapat menggambarkan spektrum
pertumbuhan organisme dari yang memutuhkan oksigen dan cahaya sampai organisme
yang membutuhkan cahaya tetapi tidak membutuhkan oksigen.
Menurut
Atlas (1988), lumpur dan sedimen yang digunakan mengandung atau teraugmentasi
dari substrat senyawa organik karbon, sulfide, dan sulfat. Hal ini yang
mengakibatkan perkembangan sejumlah bakteri heterotrop dan photoautotroph
termasuk bakteri sulfur photosintetik anaerob. Kolom ini dapat diisi dengan
tanah, Lumpur, dan air dari berbagai maca lingkungan dan dapat dimodifikasi
dengan kultur pengkayaan. Komunitas bakteri di alam mempunyai kelimpahan dan
diversitas terbanyak misalnya dalam tanah. Pengetahuan akan komunitas tersebut
akan sangat bermanfaat sebagai dasar penelitian maupun aplikasi
selanjutnya (Anonim, 2008a.
Alga
dan Cyanobakterian
Mikroba
ini berada pada permukaan kolom, mengisyaratkan produksi gas oksigen yang
menjaga suasana aerobik di bagian permukaan kolom.
Penguraian
Selulosa
Selulosa
didegradasi dan hasilnya difermentasi oleh bakteri-bakteri anaerob dibagian
dasar kolom. Fermentasi ini menghasilkan asam organik seperti asam laktat dan
asam asetat.
Bakteri
pereduksi sulfat
Laktat
dihasilkan di bagian dasar beserta sulfat di dalam kolom digunakan oleh bakteri
pereduksi sulfat seperti Desulfovibrio
desulfuricans. Bakteri tersebut melakukan respirasi sulfat dimana sulfat
direduksi menjadi H2S. Beberapa H2S yang dihasilkan
bereaksi dengan berbagai logam di dalam lumpur menyebabkan lapisan ini berwarna
hitam.
Bakteri
sulfur Fototropik
Contoh
bakteri ini adalah Chromatium yang
dapat memanfaatkan H2S untuk fotosintesis anoksigenik. Fotosintesis
ini terjadi dalam kondisi anaerob. H2S berperan sebagai reduksi
energi dan dirubah menjadi elemen sulfur yang tinggal di dalam selnya sebagai
butiran-butiran sulfur. Bakteri ini mempunyai pigmen fotosintetik seperti bakteri
klorofil dan karetenoid. Pigmen tersebut menyebankan lapisan ditempatinya
berwarna ungu, merah dan coklat.
Bakteri
Sulfur Hijau Fototropik
Contoh
bakteri ini adalah Clorobium yang menggunakan H2S sebagai sumber
pereduksi energi dan merubahnya menjadi
elemen sulfur dikeluarkan dari dalam selnya.
Bakteri
ungu nonsulfur
Contoh
bakteri ini adalah Rhodobacter dan Rhodospirillum. Dalam keadaan normal bakteri
ini tumbuh secara fotoheterotrof menggunakan senyawa organik ( Contoh: suksinat
dan glutamat) sebagai sumber karbon dan mereka memperoleh energi melalui
fotosintesis anoksigenik. Mereka juga dapat tumbuh secara fotoautotrof
menggunakan CO2 sebagai sumber karbon dan gas hidrogen atau sulfida
dengan kosentrasi rendah sebagai pereduksi energi. Jika cahaya sangat terbatas
mereka tumbuh secara heterotrof.
Di
dalam kolam, bakteri ini tumbuh pada area mikroaerofilik. Mereka membuat kultur
berwarna coklat hingga kemerahan di dalam air atau membentuk lapisan diantara
lapisan lumpur dengan lapisan air.
Bakteri
Kemolitotrofik
Dalam
zona aerobik di dalam kolom yaitu pada lapisan air bagian atas, dapat ditemukan
bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus
dan Boggiatoa. Thiobacillus mampu
mengambil CO2 bagi keperluan karbonnya dan mendapat energi dengan
mengoksidasi H2S untuk memproduksi sulfat atau asam sulfat
(Praktikum mikrobiologi tanah, 2011).
Fotosintesis
terjadi di berbagai variasi organisme dan dalam bentuk berbeda, termsuk
fotosintasis yang menghasilkan oksigen(oksigenik) dan tidak menghasilkan
oksigen(anoksigenik). Fotosintesis anoksigenik biasanya terjadi di 4 kelompok
bakteri yang berbeda: bakteri ungu, bakteri hijau sulfur, bakteri hijau
non-sulfur dan heliobakteri. Fotosintesis oksigenik terjadi pada cyanobacteria,
7 kelompok alga dan semua tumbuhan daratan. Fotosintesis oksigenik dan
anoksigenik mempunyai pigmen yang sama yang digunakan untuk menangkap energi
cahaya, namun penyusunan dan kerja pigemn ini berbeda (Anonim, 2009b).
Kolom Winogradsky adalah suatu miniatur ekosistem buatan untuk membiakkan mikroba yang menyerupai kondisi ekologis sebenarnya dengan
menyediakan sumber bakteri jangka panjang untuk pengkayaan kultur. Kolom
Winogradsky adalah salah satu cara sederhana untuk mempelajari hubungan silang
antara dua komponen suatu lingkungan alami di laboratorium.
Kolom
Winogradsky merupakan ide seorang ilmuwan Rusia bernama Sergei
Winogratsky (1856-1953) dibantu oleh Martinus Beijerinck. Keduanya
adalah ilmuwan yang pertama kali mempelajari mikrobiologi lingkungan, di
mana saat itu penelitian mengenai mikrobiologi hanya berkisar pada
bakteri patogen, dan
penelitiannya memberi banyak kontribusi pada pemahaman mikrobiologi
lingkungan
dan siklus nutrisi, seperti sulfur dan nitrogen.
Metode
pengecatan tersebut pertama kali ditemukan oleh Christian Gram pada tahun 1884.
Dengan metode pengecatan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri
terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh
komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan
pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp.
Cat Gram yang digunakan terdiri dari 4 macam, yaitu cat Gram A, B, C dan D.
Masing-masing mempunyai komposisi dan fungsiyang berbeda. Komposisi dan fungsi
masing-masing cat Gram, adalah sebagai berikut :
1. Cat Gram A
Cat ini terdiri atas :
Kristal violet : 2 gram
Etil alkohol 95 : 20 ml
Ammonium oksalat : 0,8 gram
Akuades : 80 ml
Cat Gram A berwarna ungu (karena mengandung kristal violet). Cat Gram A
merupakan cat primer yang akan memberi warna mikroorganisme target. Pada saat
diberi cat ini, semua mikroorganisme akan berwarna ungu sesuai warna cat Gram
A.
2. Cat Gram B
Cat ini terdiri atas :
Yodium : 1 gram
Kalium Yodida : 2 gram
Akuades : 300 ml
Cat Gram B berwarna coklat. Cat Gram B merupakan cat Mordan, yaitu cat atau
bahan kimia yang berfungsi memfiksasi cat primer yang diserap mikroorganisme
target. Akibat pemberian cat Gram B, maka pengikatan warna oleh bakteri akan
lebih baik (lebih kuat).
3. Cat Gram C
Cat ini terdiri atas :
Aseton : 50 ml
Etil alkohol 95 % : 50 ml
Cat Gram C tidak berwarna. Cat ini berfungsi untuk melunturkan cat
sebelumnya. Akibat pemberian cat C akan terjadi 2 kemungkinan :
§ Mikroorganisme
(bakteri) akan tetap berwarna ungu, karena tahan terhadap alkohol. Ikatan
antara cat dengan bakteri tidak dilunturkan oleh alkohol. Bakteri yang bersifat
demikian disebut bakteri Gram positif.
§ Bakteri akan
tidak berwarna, karena tidak tahan terhadap alkohol. Ikatan antara cat dengan
bakteri dilunturkan oleh alkohol.Bakteri yang bersifat demikian dikelompokkan
sebagai bakteri Gram negatif.
4. Cat Gram D
Cat Gram D terdiri atas :
Safranin : 0,25 gram
Etil alkohol 95 % : 10 ml
Akuades : 90 ml
Cat ini berwarna merah. Cat ini merupakan cat sekunder atau kontras. Cat
ini berfungsi untuk memberikan warna mikroorganisme non target. Cat sekunder
mempunyai spektrum warna yang berbeda dari cat primer. Akibat pemberian cat
Gram D, akan terjadi 2 kemungkinan :
§
Bakteri
Gram positif akan tetap berwarna ungu, karena telah jenuh mengikat cat Gram A sehingga tidak mampu lagi
mengikat cat Gram D.
§
Bakteri
Gram negatif akan berwarna merah, karena cat sebelumnya telah dilunturkan oleh cat Gram C maka akan mampu
mengikat cat Gram D.
(Anonim,
2010d).
III.PROSEDUR PERCOBAAN
A.
Alat dan Bahan
a. Alat.
Alat yang digunakan dal;am praktikum kali ini adalah :
-
Tabung gelas transparan
-
Gelas beaker 250 ml
-
Batang pengaduk gelas
-
Lampu pijar (60-75 watt)
b. Bahan.
Bahan yang digunakan adalah :
-
Sumber selulosa (kertas
saring/kertas koran)
-
Kalsium sulfat.
-
Lumpur sawah
dan lumpur sungai.
B.
Cara Kerja
Cara
kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
Prosedur
pertama
1.
Membuat campuran kental selulosa-lumpur.
Jika menggunakan kertas, potong kertas kecil-kecil. Memasukkan lumpur. Jika
terlalu padat tambahkan sedikit air. Jika menggunakan bubuk selulosa, tambahkan
1-2 gram dalam sedikit air. Larutan dibuat kental tetapi tidak berbentuk pasta.
2.
Memasukkan selulosa kental ke
dalam tabung samapai 1/3 volume tabung.
3.
Ke dalam 200 gram lumpur,
menambahkan 1, 64 gram kalsium fosfat dan masing-masing 1,3 gram kalsium
karbonat dan potasium posfat. Mencatat asal sumber lumpur yang dipakai.
4.
Menambah air lumpur ke dalam
campuran no 3 dan melarutkan dengan batang pengaduk.
5.
Menambah lumpur ke dalam kolam
pada bagian atas selulosa kental
(no 2).
6.
Menggunakan batang pengaduk,
larutkan keduanya. Saat diaduk masukkan campuran ke dalam kolom. Ketika
mencampur bisa ditambahkan air dari genangan lumpur. Campuran
selulosa/lumpur/air kira-kira 2/3 volume kolom.
7.
Menambahkan lagi air lumpur sampai
90% volume kolom.
8.
Menutup kolom dengan aluminium
foil untuk menghindari penguapan. Mencatat penampakan kolom.
9.
Menginkubasi pada suhu ruang
selama 2 minggu.
Prosedur
setelah 2 minggu
1.
Melepaskan aluminium foil dan
mencatat penampakakn kolom. Bagian bawah seharusnya akan berwarna hitam yang
menunjukkan kehadiran bakteri pereduksi sulfat.
2.
Tanpa menutup kolom kembali pasang
lampu beberapa cm dari kolom. Menginkubasi pada suhu ruang selama beberapa
minggu.
Prosedur pemeriksaan lanjutan
1.
Memeriksa kolom secara teratur.
Mencatat waktu pembentukkan lapisan merah, coklat atau hijau ini mebnandakan
bakteri anorganik fotosintetik.
2.
Mengambil cairan di permukaan
kolom dan mengamati di bawah mikroskop. Bakteri kemolitotrof seperti
Thiobacillus dan Beggiota dapat ditemukan dalam cairan tersebut. Membandingkan
bakteri hasil pengamatan dengan ciri-ciri morfologi bakteri berikut
Beggiota : sel-sel tidak berwarna dengan
lebar 1-25um dan panjang 2-10um. Berbentuk filamen dengan luas konstan.
Filamen-filamen berisi 50 sel atau lebih. Sel sering kali melebar ketika mereka
panjang. Filamen dapat berupa satu atau serat. Sel berisi butiran-butiran
sulfur ketika tumbuh pada kondisi lingkunagn yang mengndung H2S.
Thiobacillus : gram negative, berbentuk batang (0,5 x
1,4 um).
3.
Mengamati dan mendeskripsikan
bakteri yang terdapat pada tiap-tiap lapisan kolom.
IV.HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 hasil pengamatan kenampakan bakteri adalah
sebgai berikut:
No.
|
lapisan
|
Form
|
Margin
|
Elevasi
|
1.
|
Atas 10-2
|
Tak beraturan
|
Berombak
|
seperti tombol
|
Bundar
|
Berombak
|
Seperti timbul
|
||
Bundar
|
Licin
|
Timbul
|
||
Berbenang-benang
|
Benang
|
Timbul
|
||
2.
|
Atas 10-3
|
Tak beraturan
|
Berombak
|
Datar
|
Tak beraturan
|
Berlekuk
|
Datar
|
||
Bundar dan depan timbul
|
Tak beraturan
|
Timbul
|
||
Bundar
|
Licin
|
timbul
|
||
Tak beraturan
|
Tak beraturan
|
Timbul
|
||
Bundar
|
Licin
|
cembung
|
||
Konsentris
|
Licin
|
Cembung
|
||
Tengan 10-2
|
Circular
|
Entire
|
Flat
|
|
Ireguler
|
Filamentous
|
Flat
|
||
Ireguler
|
Undulate
|
Flat
|
||
Ireguler
|
Lombate
|
Flat
|
||
Tengah 10-3
|
Circular
|
Entire
|
Convex
|
|
Curled
|
Undulate
|
Unbonate
|
||
Ireguler
|
Undulate
|
Raised
|
||
Filamentous
|
Lombate
|
Flat
|
||
Bawah 10-2
|
Curled
|
Undulate
|
Undulate
|
|
Curled
|
Undulate
|
Undulate
|
||
Torulued
|
Lobate
|
Unbonate
|
||
Amoeboid
|
Serrate
|
Convex
|
||
Amoeboid
|
Serrate
|
Convex
|
||
Torulued
|
Entire
|
Unbonate
|
||
Circuled
|
Entire
|
Unbonate
|
||
Bawah 10-3
|
Circular
|
Undulate
|
Convex
|
|
amoeboid
|
Serrate
|
Flat
|
||
Ireguler
|
Undulate
|
Convex
|
||
Torulued
|
Lobate
|
Flat
|
Tabel 1.2 Tabel pengecatan gram
No.
|
Lapisan
|
Hasil Pengecatan
|
||
Bentuk
|
Warna
|
Sifat Gram
|
||
1
|
Atas
|
Bacil
|
Ungu
|
Positif
|
2
|
Tengah
|
Bacil
|
Ungu
|
Positif
|
3
|
Bawah
|
Bacil
|
Ungu
|
Positif
|
B. Pembahasan
Kolom winogradsky
adalah sebuah model ekosistem yang dapat digunakan untuk mempelajari
keanekaragaman bakteri tanah. Kolom ini ditemukan oleh ahli mikrobiologi Rusia
bernama Sergei Winogradsky (1856-1953) dan Martinus W. Beijerinck (1851-1931)
yang digunakan sebagai model untuk mempelajari interaksi populasi bakteri pada
berbagai komunitas perairan dan sedimen perairan dan sedimen (Anonim, 2011c).
Terdapat berbagai
janis mikroorganisme di berbagai lapisan, diantaranya yaitu:
Alga
dan Cyanobakterian
Mikroba
ini berada pada permukaan kolom, mengisyaratkan produksi gas oksigen yang
menjaga suasana aerobik di bagian permukaan kolom.
Penguraian
Selulosa
Selulosa
didegradasi dan hasilnya difermentasi oleh bakteri-bakteri anaerob dibagian
dasar kolom. Fermentasi ini menghasilkan asam organik seperti asam laktat dan
asam asetat.
Bakteri
pereduksi sulfat
Laktat
dihasilkan di bagian dasar beserta sulfat di dalam kolom digunakan oleh bakteri
pereduksi sulfat seperti Desulfovibrio
desulfuricans. Bakteri tersebut melakukan respirasi sulfat dimana sulfat
direduksi menjadi H2S. Beberapa H2S yang dihasilkan
bereaksi dengan berbagai logam di dalam lumpur menyebabkan lapisan ini berwarna
hitam.
Bakteri
sulfur Fototropik
Contoh
bakteri ini adalah Chromatium yang
dapat memanfaatkan H2S untuk fotosintesis anoksigenik. Fotosintesis
ini terjadi dalam kondisi anaerob. H2S berperan sebagai reduksi
energi dan dirubah menjadi elemen sulfur yang tinggal di dalam selnya sebagai
butiran-butiran sulfur. Bakteri ini mempunyai pigmen fotosintetik seperti
bakteri klorofil dan karetenoid. Pigmen tersebut menyebankan lapisan
ditempatinya berwarna ungu, merah dan coklat.
Bakteri
Sulfur Hijau Fototropik
Contoh
bakteri ini adalah Clorobium yang menggunakan H2S sebagai sumber
pereduksi energi dan merubahnya menjadi
elemen sulfur dikeluarkan dari dalam selnya.
Bakteri
ungu nonsulfur
Contoh
bakteri ini adalah Rhodobacter dan Rhodospirillum. Dalam keadaan normal bakteri
ini tumbuh secara fotoheterotrof menggunakan senyawa organik ( Contoh: suksinat
dan glutamat) sebagai sumber karbon dan mereka memperoleh energi melalui
fotosintesis anoksigenik. Mereka juga dapat tumbuh secara fotoautotrof
menggunakan CO2 sebagai sumber karbon dan gas hidrogen atau sulfida
dengan kosentrasi rendah sebagai pereduksi energi. Jika cahaya sangat terbatas
mereka tumbuh secara heterotrof.
Di
dalam kolam, bakteri ini tumbuh pada area mikroaerofilik. Mereka membuat kultur
berwarna coklat hingga kemerahan di dalam air atau membentuk lapisan diantara
lapisan lumpur dengan lapisan air.
Bakteri
Kemolitotrofik
Dalam
zona aerobik di dalam kolom yaitu pada lapisan air bagian atas, dapat ditemukan
bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus
dan Boggiatoa. Thiobacillus mampu
mengambil CO2 bagi keperluan karbonnya dan mendapat energi dengan
mengoksidasi H2S untuk memproduksi sulfat atau asam sulfat
(Praktikum mikrobiologi tanah, 2011).
Dengan
metode pengecatan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri
Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap
cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi
dinding selnya (Anonim, 2011d).
Dari hasil
pengamatan terdapat berbagai jenis bakteri. Hal ini dapat dilihat dari kenampakannya
yang berbeda-beda. Yang dilihat dari bentuk, elevasi dan marginnya. Begitu pula
dengan warna dari setiap koloni bakteri. Selain di lihat dari kenampakkannya di
lihat juga dari bentuk selnya dengan menggunakan mikroskop dengan menggunakan
cat gram. Terlihat bahwa bakteri tersebut berbentuk bacil (batang) dan berwarna
ungu setelah di cat ini berarti cat tersebut dapat mengikat cat utama sehingga
bakteri tersebut adalah bakteri gram positif. Dari hasil praktikum ini setelah
diisolasi tidak terlihat jelas adanya perbedaan jelas antara setiap lapisan
dimungkinkan karena ketika pengambilan sampel, terdapat bakteri yang tercampur.
V.KESIMPULAN
Dari
hasil pengamatan dan pembahasan didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Kolom winogradsky adalah sebuah model ekosistem
yang dapat digunakan untuk mempelajari keanekaragaman bakteri tanah.
2. Pengcatan
gram bakteri yang di dapaat adalah gram positif.
3. Bakteri
dari setiap lapisan berbentuk basil(batang).
4. Mikroorganisme berkembang
biak dan membentuk zona-zona berbeda. Mikroorganisme aerobik akan berkumpul di
permukaan, biasanya alga, cyanobacteria, dan bakteri
pengoksidasi sulfur karena adanya oksigen, sedangkan organisme yang butuh kadar
oksigen rendah atau anaerob akan menempati lapisan bawahnya, seperti contohnya bakteri sulfur ungu dan bakteri non-sulfur ungu.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2008a. Fotosintesis
anorganik.http://cyber-biology.blogspot.com. Diakses 2 Januarri 2011.
Anonim. 2009b. Kolom
Winogradsky.http://awalbarri.wordpress.com. Diakses 2 Januarri 2011.
Anonim. 2011c). Kolom
Winogradsky.http://id.wikipedia.org/wiki. Diakses 2 Januarri 2011.
Anonim, 2010d).Pengecatan
Gram.http://jakapratamaputra.blogspot.com. Diakses 2 Januarri 2011.
Penuntun Praktikum mikrobiologi tanah, 2011.Mikrobiologii Tanah.Universitas Lampung:
Bandar Lampung.
Komentar
Posting Komentar
Mohon tidak ada Spam