Black Hole, Misteri Luar Angkasa

Black Hole. Jangan biarkan nama black Hole itu menipu anda. Black Hole bukanlah suatu materi kosong, namun sebiliknya, Black Hole merupakan kumpulan materi yang sangat banyak dan berkumpul pada satu titik.

Keberadaan Black Hole sendiri merupakan bukti kekayaan , luas dari Black Hole sendiri mencapai 10 kali lebih besar dari pada matahari, dengan daya tarik yang sangat besar pula, sehingga menarik benda lain yang ada disekitarnya, bahkan materi berupa cahaya pun tidak dapat melarikan diri.

Dalam beberapa tahun terakhir, instrumen NASA telah melukis sebuah gambar baru dari benda-benda aneh yang paling menarik di ruang angkasa.

Dalam Tatasurya Black Hole Memiliki Jumlah Lebih dari Satu  

Black Hole yang paling terkenal yaitu yang diprediksi oleh teori relativitas Einstein. Teori tersebut menunjukkan bahwa  ketika sebuah bintang raksasa hancur akan meninggalkan sisa berupa padatan inti. Jika massa inti  lebih dari tiga kali massa Matahari, maka gaya gravitasi akan menguasai semua kekuatan dan menghasilkan lubang hitam. Para ilmuwan tidak dapat secara langsung mengamati lubang hitam dengan teleskop yang mendeteksi sinar-x, cahaya, atau bentuk lain dari radiasi elektromagnetik. Kita dapat menyimpulkan adanya lubang hitam dan studi mereka dengan mendeteksi efeknya pada hal-hal lain yang ada di dekatnya. Jika lubang hitam melewati materi antar bintang, maka akan menarik materi tersebut kedalamnya dan dikenal sebagai proses akresi. Proses yang sama dapat terjadi jika sebuah bintang yang normal lewat dekat lubang hitam. Dalam hal ini, lubang hitam dapat merobek bintang terpisah seperti menarik ke arah dirinya sendiri. Sebagai materi yang kuat materi hitam menarik dengan  mempercepat dan memanaskan materi yang ada disekitarnya, memancarkan sinar-x yang terpancar ke ruang angkasa.  

Penemuan baru-baru ini menawarkan beberapa bukti menggoda bahwa lubang hitam memiliki pengaruh dramatis pada lingkungan di sekitarnya, Black Hole akan memancarkan ledakan sinar gamma yang kuat, melahap bintang di dekatnya, dan memacu pertumbuhan bintang baru di beberapa daerah tatasurya lain.

Awal Terbentuknya Black Hole

Kebanyakan lubang hitam terbentuk dari sisa-sisa bintang besar yang telah hancur dalam ledakan supernova. Jika massa total bintang cukup besar (sekitar tiga kali massa Matahari), dapat dibuktikan secara teoritis bahwa tidak ada kekuatan yang dapat menjaga bintang-bintang tersebut dari kehancuran akibat pengaruh gravitasi.  

 

Lubang hitam atau Black Hole yang lebih besar bisa terjadi akibat tabrakan bintang. Segera setelah peluncuran pada bulan Desember 2004, NASA Swift teleskop mengamati sekilas adanya sebuah kilatan cahaya yang dikenal sebagai ledakan sinar gamma. Chandra dan Hubble Space Telescope NASA kemudian mengumpulkan data bersama-sama dengan para pengamat yang dipimpin oleh astronom untuk menyimpulkan bahwa ledakan kuat dapat terjadi ketika sebuah lubang hitam dan bintang neutron bertabrakan, dan akan menghasilkan lubang hitam yang lain.

Bayi Raksasa

Salah satu misteri abadi dalam ilmu lubang hitam adalah adanya dua skala ukuran yang sangat berbeda.  Ada lubang hitam yang tak terhitung jumlahnya yang merupakan sisa-sisa dari bintang masif. Di seluruh alam semesta ini "massa bintang" umumnya 10 sampai 24 kali massa Matahari. Para astronom melihat  ketika bintang lain semakin dekat di sekitar lubang hitam maka akan dijerat oleh gravitasi lubang hitam. 

Raksasa yang dikenal sebagai "supermasif" lubang hitam yang massanya jutaan hingga milyaran kali massa Matahari. Para astronom percaya bahwa lubang hitam supermasif terletak di pusat galaksi, bahkan Bima Sakti sendiri. Para astronom dapat mendeteksi dengan memperhatikan pengaruhnya terhadap bintang dan gas di dekatnya.

Secara historis, para astronom telah lama percaya bahwa lubang hitam tidak  ada. Namun, bukti bukti terbaru dari Chandra, XMM Newton dan Hubble memperkuat dugaan bahwa lubang hitam memang ada. Salah satu mekanisme yang mungkin untuk pembentukan lubang hitam supermasif yaitu melibatkan reaksi berantai dari tabrakan bintang di gugus bintang kompak yang menghasilkan penumpukan bintang yang sangat masif, yang kemudian runtuh untuk membentuk lubang hitam massa menengah. Gugus bintang kemudian tenggelam ke pusat galaksi, di mana lubang hitam massa menengah bergabung untuk membentuk lubang hitam supermasif.