Dalam bahasa Inggris cacing sering disebut dengan istilah worm, vermes, dan helminth. Cacing, dalam kerajaan binatang termasuk hewan invertebrata atau tanpa tulang belakang. Cacing diklasifikasikan kedalam empat phylum, yaitu Platyhelminthes, Aschelminthes (Nematoda), nemertea, dan Annelida.
Platyhelminthes merupakan kelompok cacing yang berbentuk pipih, ada yang parasit dan ada yang tidak. Platyhelminthes dibagi dalam tiga kelas yakni Turbelaria, Trematoda, Cestoda dan monogenea. Kelompok Turbelaria umumnya hidup bebas dan tidak bersifat parasit. Contohnya adalah cacing planaria dan microstomum. Di alam, planaria merupakan hewan indikator perairan yang tidak tercemar. Kelompok Trematoda dan Cestoda umumnya bersifat parasit. Contoh dari kelompok Trematoda adalah cacing Fasciola hepatica (cacing hati), Eurytrema pancreaticum (cacing kelenjar pankreas), dan Schistosoma japonicum (cacing pembuluh darah). Sementara itu contoh dari kelompok Cestoda adalah cacing pita (Taenia saginata dan T. solium)
Phylum Annelida, yaitu cacing yang bersegmen seperti cincin. Phylum ini terbagi menjadi tiga kelas yaitu Polychaeta, Hirudinea, dan Oligochaeta. Polycaheta merupakan kelompok cacing yang memiliki banyak seta atau sisir di tubuhnya, contohnya adalah Nereis dan Arenicola. Sedangkan contoh dari kelompok Hirudinea adalah lintah dan pacet (Hirudo medicinalis dan Haemadipsa zeylanica). Kelas terakhir dari phylum Annelida adalah Oligochaeta dimana cacing tanah termasuk di dalamnya.
Platyhelminthes merupakan kelompok cacing yang berbentuk pipih, ada yang parasit dan ada yang tidak. Platyhelminthes dibagi dalam tiga kelas yakni Turbelaria, Trematoda, Cestoda dan monogenea. Kelompok Turbelaria umumnya hidup bebas dan tidak bersifat parasit. Contohnya adalah cacing planaria dan microstomum. Di alam, planaria merupakan hewan indikator perairan yang tidak tercemar. Kelompok Trematoda dan Cestoda umumnya bersifat parasit. Contoh dari kelompok Trematoda adalah cacing Fasciola hepatica (cacing hati), Eurytrema pancreaticum (cacing kelenjar pankreas), dan Schistosoma japonicum (cacing pembuluh darah). Sementara itu contoh dari kelompok Cestoda adalah cacing pita (Taenia saginata dan T. solium)
Phylum Annelida, yaitu cacing yang bersegmen seperti cincin. Phylum ini terbagi menjadi tiga kelas yaitu Polychaeta, Hirudinea, dan Oligochaeta. Polycaheta merupakan kelompok cacing yang memiliki banyak seta atau sisir di tubuhnya, contohnya adalah Nereis dan Arenicola. Sedangkan contoh dari kelompok Hirudinea adalah lintah dan pacet (Hirudo medicinalis dan Haemadipsa zeylanica). Kelas terakhir dari phylum Annelida adalah Oligochaeta dimana cacing tanah termasuk di dalamnya.
- FILUM PLATYHELMITHES
Terdapat sekitar 20.000 species cacing pipih yang hidup di habitat air laut, air tawar, dan daratan yang lembab.Selain memiliki banyak bentuk yang hidup bebas, cacing pipih meliputi banyak pula spesies parasit, seperti cacing pipih dan cacing pita. Cacing pipih disebut demikian karena, tubuhnya tipis diantara permukaan torsal dan ventral (yang pipih secara dorsoventral, platyhelminth artinya cacing pipih). Ukurannya berkisar antara species hidup bebas yang mkroskopis hingga cacing pita yang panjangnya lebih dari 20 m.
Filum platyhelmithes (cacing pita) adalah hewan aselomata yang pipih secara dorsoventral,species ini hidup di habitat air laut, air tawar, dan daratan yang lembab.Selain memiliki banyak bentuk yang hidup bebas, cacing pipih meliputi banyak pula spesies parasit, seperti cacing pipih dan cacing pita.Cacing pipih disubut demikian karena, tubuhnya tipis diantara permukaan torsal dan ventral. Ukurannya berkisar antara species hidup bebas yang mkroskopis hingga cacing pita yang panjangnya lebih dari 20 m.
Lapisan embrionik ketiga, mesoderm, memberikan sumbangan kepada perkembangan organ yang lebih kompleks dan sistem organ, dan jaringan otot sejati. Dengan demikian cacing pipih secara struktural lebih kompleks dibandingkan dengan hewan Cnidaria atau Ctenophora. Namun demikian, sama dengan hewan radiata, cacing pipih memiliki suatu rongga gastrovaskuler. Cacing pita sama sekali tidak memiliki keseluruhan saluran pencernaan dan menyerap nutrien melalui permukaan tubuhnya,.
Cacing pipih dibagi ke dalam empat kelas, Turbellaria (yang sebagian besar adalah cacing pipih yang hidup bebas), Monogenea, Trematoda (fluke), dan Cestoidea(cacing pita).Cacing pipih parasit (terutama monogenea, tirematoda dan cacing pita) terkenal karena penyakit yang disebabkan oleh beberapa species yang tergolong cacing pipih, dan banyak cacing ppih memainkan peranan penting dalam struktur dan fungsi ekosistem.
Kelas-kelas filum platyhelminthes
| |
Turbellaria (sebagian besar dalah cacing pipih yang hidup bebas, misalnya Dugesia)
Monogenea
Trematoda (floke)
Cestoidea (cacing pita)
|
Sebagian besar adalah hewan laut, beberapa hidup di air tawar, hanya sedikit yang hidup di darat, predator dan pemakan bangkai, permukaan tubuh bersilia
Parasit laut dan air tawar, sebagian besar menginfeksi permukaan eksternal ikan, sejarah hidup sederhana , larva bersilia memulai infeksi pada inang.
Parasit, hampir selalu pada vertebrata, dua penghisap menempel pada inang, sebagian besar sejarah hidup melibatkan inang perantara
Parasit vertebrata, skoleks yang bertaut pada inang, proglotid menghasilkan telur dan pecah setelah fertilisasi, tidak ada kepala atau sistem pencernaan,sejarah hidup dengan satu atau lebih inang perantara
|
1. Kelas Turbellaria
Hampir semua turbellaria hidup bebas (bukan parasit)dan sebagian besar adalah hewan laut. Anggota genus Dugesia, yang umumnya dikenal sebagai planaria, berlimpah dalam kolam dan aliran sungai yang tidak terpolusi. Planaria adalah karnivora yang memangsa hewan yang lebih kecil atau memakan hewan-hewan yang sudah mati.
Planaria dan cacing pipih lainnya tidak memiliki organ yang khusus untuk pertukaran gas dan sirkulasi. Bentk tubuhnya yang pipih itu menempatkan semua sel-sel berdekatan dengan air sekitarnya dan percabangan halus rongga gastrovaskuler mengedarkan makanan ke seluruh tubuh hewan tersebut.Buangan bernitrogen dalam bentuk amonia akan berdifusi secara langsung dari sel-sel ke dalam air sekitarnya.Cacing pipih juga mamiliki perkakas eksretoris yang relatif sederhana yang terutama berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan osmotik antara hewan tersebut dan lingkungan sekitarnya.Sistem ini terdiri dari sel-sel bersilia yang disebut dengan sel api( flame cell) yang mengalirkan ciran melalui saluran bercabang yang membuka ke bagian keluar.Evolusi struktur osmoregulatoris merupakan faktor utama yang memungkinkan beberapa cacing turbellarai memasuki ekosistem air tawar dan bahkan lingkuangan darat yang lembab.
Planaria bergerak manggunakan silia pada epidermis ventral, bergeser disepanjang lapisan lender tipis yang mereka sekresikan sendiri. Beberapa cacing turbellaria juga menggunakan ototnya untuk berenang melalui air dengan gerakan yang mengombak naik turun.
Planaria dapat bereproduksi secara aseksual melalui regenerasi. Induknya akan menyempit di bagian tengah, dan masing-masing paruhan beregenerasi untuk mengganti ujung yang hilang. Reproduksi seksual juga terjadi. Meskipun planaria adalah hermafrodit, pasangan kawin yang berkopulasimengadakan pembuahan silang.
2. Kelas Monogenea dan Trematoda (floke)
Monogenea dan Trematoda (floke) hidup sebagai parasit di dalam atau pada hewan lain. Banyak diantaranya memiliki penghisap untuk menempelkan diri ke organ internal atau permukaan luar inangya , dan semacam kulit keras yang membantu melindungi parasit itu. Organ reproduksi mengisi hampir keseluruhan bagian interior cacing ini.
Siklus hidup yang kompleks dengan adanya pergiliran tahap seksual dan aseksual. Banyak trematoda memerlukan suatu inang perantara intermedia tempat larva akan berkembang sebelum meninfeksi inang terakhirnya (umumnya vertebrata), tempat cacing dewasa hidup.
Sebagian besar dari monogenea adalah parasit eksternal pada ikan. Sikus hidupnya relatif sederhana, dengan larva bersilia dan berenang bebas yang memulai suatu infeksi pada inang.Meskipun monogenea secara tradisional telah disejajarkan dengan trematoda, beberapa bukti-bukti struktural dan kimiawi menyarankan bahwa golongan ini lebih dekat hubungannya dengan cacing pita.
3. Kelas Cestoidea
Kelas Cestoidea (cacing pita) juga merupak parasit. Hewan ini sebagian besar hidup pada vertebrata, temasuk manusia. Kepala cacing pita (skoleks), dipersenjatai dengan penghisap dan seringkali dengan kait sangat tajam yang mengunci cacing itu kelapisan intestinal inang.Ke arah posterior dari soleks adalah pita panjang serangkaian unit-unit yang disebut proglotid, yang sedikit lebih besar dari kantung organ kelamin. Cacing pita tida memiliki saluran pencernaan. Cacing pita menyerap makanan yang telah dicerna terlebih dahulu oleh inang.
Proglotid dewasa, yang dipenuhi ribuan telur, dibebaskan dari ujung posterior cacing pita dewasa dan meninggalan tubuh inang bersama feses. Dalam salah satu jenis siklus hidup, feses manusia mengkontaminasi makanan atau air inang perantara, seperti babi dan sapi, dan telur cacing pita itu berkembang menjadi larva yang terbungkus dalam sista dalam otot hewan itu.Manusia dapat terinfeksi larva dengan cara memakan daging yang kurang matang dan terkontaminasi dengan sista, dan cacing itu berkembang menjadi dewasa di dalam tubuh manusia. Cacing pita besar, yang panjangnya mancapai 20 m atau lebih, bisa menyebabkan penyumbatan usus dan dapat mengambil cukup nutrien dari inang manusianya untuk dapat menyebabkan defisiensi nutrien.
- FILUM NEMATODA
Nematoda adalah cacing gilig yang tidak bersegmen dan bertubuh silindris dengan ujug yang meruncing.Diantara semua hewan yang paling tersebar luas, cacing gilig (nematoda) ditemukan pada sebagian besar habitat akuatik, di dalam tanah lembab, di dalam jaringan lembab tumbuhan, dan di dalam cairan tubuh dan jaringan hewan.Sekitar 90.000 species kelas ini telah diketahui, dan yang sebenarnya ada mungkin mencapai sepuluh kalijumlah tersebut. Panjang cacing gilig berkisar antara kurang dari 1 mm hingga lebih dari 1 m. Tertutupi oleh ratikula keras dan transparan, tubuhnya yang silindris dan tidak bersegmen itu meruncing membentuk ujung yang sangat halus ke arah posterior dan menjadi suatu ujung buntu pada ujung kepala Nematoda memiliki saluran pencernaan yang sempurna, dan tidak memiliki sistem sirkulasi.
Filum Nematoda juga meliputi banyak hama pertanian yang menyerang akar tumbuhan. Species lain cacing gilig memparasiti hewan. Manusia menjadi inang bagi paling tidak 50 species nematoda, termasuk berbagai jarum (pinworm) dan cacing kait ( hookworm). Salah satu nematoda yang sangat berbahaya adalah trichinella spiralis, cacing ini menyebabkan trikhinosis. Manusi tertular nematoda tersebut dengan cara memakan babi atau daging lain yang terinfeksi dan kurang matang, yang mengandung cacing juvenil yang terbungkus sista dalam jaringan otot. Di dalam usu manusia, juvenil tersebut akan berkembang menjadi cacing dewasa secara seksual. Betina akan menggali lubang di dala otot usus halus d an menghasil lebih banyak lagi juvenil, yang nantinyamembor tubuh manusia atau mengembara dalampembuluh limfa untuk membungkus dirinya dengan sista dalam organ lain, termasuk otot rangka.
- FILUM NEMERTEA
Anggota filum nemertea disebut dengan cacing proboscis atau cacing berbelai. Posisi filum tersebut di pohon filogenetik saa molt ini masih diberdebatkan, meskipun sistematika molekuler mendukung bukti-bukti anatomis bahwa mereka berhubungan dengan garis keturunan protostoma.Tubuh cacing proboscis secara struktural adalah aselomata,seperti sturuktur tubuh cacing pipih, tetapi pada cacing
Proboscis terdapat kantung kecil yang penur cairan yang dianggap oleh beberapa ahli biologi adalah struktur yang homolog dengan rongga tubuh (selom) protostoma,kantung tersebut berfubgsi sebagai penangkap mangsanya.
Cacing proboscis panjangnya berkisar antara kurang dari 1 mm sampai lebih dari 30 mm. Hampir semua dari sekitar900 anggota filum ini adalah hewan laut, tetapi beberapa species hidup di air tawar dan tanah lembab.Cacing proboscis dan cacing pipih memiliki sistem ekskretoris, sensoris, dan syaraf yang sangat mirip. Namun selain perkakas proboscis yang unik itu, dua ciri anatomi yang tidakditemui pada cacing pipih telah berkembang pada filum nemertea: saluran pencernaan sempurna (dengan mulut dan anus)dan sistem sirkulasi tertutup , darah terkandung dalam pembuluh dan sehingga dapat dibedakan dari cairan dalam rongga tubuh. Cacing proboscis tidak memiliki jantung, tetapi darah didorong oleh otot yang memeras semua pembuluh.
- FILUM ANNELIDA
Pada masing-masingsegmen cacing tersebut terdapat sepasang tabung ekskretoris yang disebut metanefridia dengan corong bersilia, yang disebut nefrostom, yang mengeluarkan buangan dari darah dan cairan selomik.Metanefridia akan bermuara ke pori-pori eksterior, dan bunganan metabolisme dikeluarkan melalui pori-pori tersebut.
Cacing tanah adalah hewan hermafrodit, tetap mereka melakukan pembuahan silang. Dua cacing tanah kawin dengan cara mengatur diri mereka sedemikian rupa sehingga mereka memisah. Sel sperma yang diterima disimpan secara temporer sememtara suatu organ khusus(klitelum), mensekresikan kempompong yang seperti mukus. Kepompong bergeser di sperma yang tersimpan. Kepompong tersebut kemudian lepas dari kepala cacing itu dan tinggal dalam tanah sementara embrio berkembang. Beberapa cacing tanah dapat juga bereproduksi secar aseksual dengan cara fregmentasi yang diikuti dengan regenerasi.
Filum annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Oligchaeta (cacing tanah dan kerabatnya), Polychaeta, dan Hirudinea (lintah)
Kelas-kelas filum annelida
| |
Kelas dan contoh
|
Karakteristik utama
|
Oligchaeta (cacing bersegmen yang hidup di darat dan air tawar, misalnya cacing tanah.
Polychaeta, (sebagian besar adalah cacing bersegmen yang hidup di laut)
Hirudinea (lintah)
|
Kepala yang tereduksi, tidak ada parapodia, tetapi ada setae.
Kepala yang berkembang baik, masing-masing sgmen umumnya memiliki parapodia dengan setae tidak ada, tinggal dalam tabung dan ada juga yang hidup bebas.
Tubuh umumnya pipih dan rata dengan selom dan segmentasi yang tereduksi, satae tidak ada, penyedot terdapat pada ujung anterior dan posteroor, parasit, predator, dan pemakan bangkai.
|
1. Kelas Olochaeta
Kelas
cacing bersegmen ini meliputi cacing tanah dan berbagai species
akuatik. Cacing tanah memakan tanah untuk membuat lubang jalan melalui
tanah, dan mengekstraksi nutrien sementara tanah dilewatkan melalui
saluran pencernaan. Bahan-bahan yang tidak tercerna, tercampur dengan
mukus yang disekresikan ke dalam saluran pencernakan ,dikeluarkan
sebagai kotoran melalui anus.
2. Kelas Polychaeta
Masing-masing hewan polychaeta (setae) memiliki sepasang struktur yang mirip dayung atau mirip bukit yang disebut parapodia(“hampir seperti kaki”) yang berfungsi dalam lokomosi.Sebagian besar cacing polychaeta adalah hewan laut. Beberapa diantaranya bergerak dan berenang diantara plankton, banyak diantaranya merangkak atau membuat lubang di dasar laut dan banyak juga yang hidup dalam tabung, yang dibuat oleh cacing itu dengan cara mencampur mukus dengan sedikit pasir dan cangkang yang pecah. Polychaeta yang tinggal dalam tabung meliputi cacing kipas yang berwarna cerah, yang manjerat partikel makanan mikroskopik dalam tentakael berbulu yang menjalur dari pembukaan atau lubang tabung.
Masing-masing hewan polychaeta (setae) memiliki sepasang struktur yang mirip dayung atau mirip bukit yang disebut parapodia(“hampir seperti kaki”) yang berfungsi dalam lokomosi.Sebagian besar cacing polychaeta adalah hewan laut. Beberapa diantaranya bergerak dan berenang diantara plankton, banyak diantaranya merangkak atau membuat lubang di dasar laut dan banyak juga yang hidup dalam tabung, yang dibuat oleh cacing itu dengan cara mencampur mukus dengan sedikit pasir dan cangkang yang pecah. Polychaeta yang tinggal dalam tabung meliputi cacing kipas yang berwarna cerah, yang manjerat partikel makanan mikroskopik dalam tentakael berbulu yang menjalur dari pembukaan atau lubang tabung.
3. Kelas Hirudinea
Mayoritas
lintah hidup di air tawar, tetapi tedapat juga lintah di darat atau
tanah yang bergerak melalui vegetasi lembab.Banyak lintah memakan
invertebrata kecil lainnya, tetapibeberpa jenis lntah adalah parasit
penyedot darah yang makan dengan menempel secara konteporer ke hewan
lain, termasuk manusia. Panjang lintah berkisar antara 1 sampai 30 cm.
Beberapa species parasit menggunakan rahang yang mirip pisau untuk
mangiris kulit inang, sementara yang lain mensekresi enzi yang mencerna
suatu lubang melalui kulit.Inang umumnya tidak sadar akan serangan ini
karena karena lintah mensekresi suatu anestesia. Setelah membuat
sayatan, lintah mensekresi bahan kimia lain, yaitu hirudin, yang
mempertahankan darah inang supaya tidak mengumpal. Parasit itu lalu
menyedot darak sebanyak yang dapat ia tampung, seringkali lebih dari
sepuluh kali berat tubuhnya. Setelah menum sebanyak itu bisa bertahan selama berbulan-bulan tanpa makan.
Komentar
Posting Komentar
Mohon tidak ada Spam